Industri tembakau telah lama menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa industri ini juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam membangun industri tembakau yang berkelanjutan sangatlah penting.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, “Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa industri tembakau dapat berkembang secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat.” Hal ini juga didukung oleh Asosiasi Tembakau Indonesia (Asosiasi Tembakau Indonesia) yang menyatakan, “Kami siap bekerja sama dengan pemerintah dalam membangun industri tembakau yang berkelanjutan.”
Salah satu langkah yang dapat diambil oleh pemerintah adalah dengan memberlakukan regulasi yang ketat terhadap industri tembakau. Hal ini terbukti efektif di negara-negara lain seperti Australia dan Britania Raya yang telah berhasil mengurangi konsumsi tembakau dengan menerapkan kebijakan yang ketat terhadap industri tembakau.
Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada produsen tembakau yang menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan. Misalnya dengan memberikan pajak yang lebih rendah kepada produsen tembakau yang menggunakan bahan baku organik atau mengurangi emisi gas rumah kaca.
Namun, tidak hanya pemerintah yang memiliki peran dalam membangun industri tembakau yang berkelanjutan. Masyarakat juga perlu turut serta dalam mendukung upaya ini. Menurut Direktur Eksekutif Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, “Masyarakat juga memiliki peran penting dalam memilih produk tembakau yang ramah lingkungan dan mendukung produsen yang peduli terhadap lingkungan.”
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan bahwa industri tembakau di Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sehingga, kita dapat menikmati manfaat ekonomi dari industri ini tanpa harus mengorbankan lingkungan dan kesehatan kita.