Industri Indonesia telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan adopsi teknologi digital dan otomasi dalam proses produksi. Sebagai negara berkembang, kesiapan industri Indonesia menghadapi era ini menjadi kunci utama untuk bersaing di pasar global.
Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, kesiapan industri Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus dimulai dari peningkatan kompetensi SDM, investasi dalam teknologi digital, dan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi. “Kita harus siap menghadapi perubahan yang cepat dan memanfaatkan peluang yang ada,” ujarnya.
Salah satu langkah penting yang dapat diambil adalah dengan mendorong transformasi digital di berbagai sektor industri. CEO Gojek, Nadiem Makarim, menyatakan bahwa perusahaan teknologi seperti Gojek telah menjadi contoh bagaimana teknologi dapat mengubah cara kerja dan pola pikir masyarakat. “Kesiapan industri Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus sejalan dengan perkembangan teknologi digital,” kata Nadiem.
Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah rendahnya tingkat literasi digital dan infrastruktur teknologi yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia. Menurut CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, pemerintah perlu melakukan investasi dalam infrastruktur teknologi dan meningkatkan literasi digital di masyarakat. “Kesiapan industri Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 harus didukung dengan infrastruktur yang memadai,” ujarnya.
Dengan adanya komitmen dari pemerintah, industri, dan akademisi, diharapkan industri Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam era Revolusi Industri 4.0. Kesiapan industri Indonesia dalam menghadapi era ini akan menjadi kunci keberhasilan dalam bersaing di pasar global dan meningkatkan daya saing industri nasional.