Transformasi digital dalam industri manufaktur di Indonesia menjadi sebuah topik yang semakin hangat dibicarakan belakangan ini. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, industri manufaktur di Indonesia perlu melakukan transformasi digital agar tetap kompetitif di pasar global.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, “Transformasi digital dalam industri manufaktur merupakan langkah yang tidak bisa dihindari. Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan teknologi digital akan tertinggal dan kesulitan bersaing dengan perusahaan lain.”
Salah satu contoh transformasi digital dalam industri manufaktur di Indonesia adalah penerapan Internet of Things (IoT) untuk memonitor dan mengontrol proses produksi secara real-time. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
Dalam sebuah penelitian oleh McKinsey, disebutkan bahwa perusahaan manufaktur yang menerapkan transformasi digital dapat meningkatkan profitabilitas hingga 25%. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya transformasi digital dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Namun, tidak semua perusahaan manufaktur di Indonesia sudah siap untuk melakukan transformasi digital. Menurut CEO sebuah perusahaan manufaktur besar, masih banyak perusahaan yang belum memiliki infrastruktur dan SDM yang memadai untuk mengadopsi teknologi digital.
Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu memberikan dukungan dan insentif bagi perusahaan manufaktur yang ingin melakukan transformasi digital. Dengan begitu, diharapkan industri manufaktur di Indonesia dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global.